Mana yang Lebih Baik? Wakaf atau Sedekah?

Banyak aset wakaf yang belum dioptimalkan, seperti lahan yang bisa dijadikan pesantren. Apalagi harga tanah terus meningkat dari tahun ke tahun, sehingga dibutuhkan biaya yang tidak sedikit untuk membebaskan lahan pesantren.
Pembebasan lahan pesantren akan terasa sangat berat jika ditanggung oleh satu individu. Oleh karena itu, diperlukan gerakan bersama membantu pembebasan lahan pesantren.
Bangsa Indonesia memiliki ciri khas budaya gotong royong. Dengan gotong royong, beban akan terasa jauh lebih ringan. Begitu juga dengan wakaf bersama, selain meringankan, manfaatnya juga bisa dirasakan bersama.
“Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertakwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya.” (QS. al-Mâidah:5:2).
Wakaf dan sedekah memiliki prinsip yang sama yaitu mendonasikan sebagian hartanya kepada yang membutuhkan. Namun, adakah perbedaannya? Wakaf berasal dari kata “wa-qa-fa” yang artinya tetap atau diam. Harta yang diserahkan tidak akan hilang, namun manfaatnya akan terus terasa dari waktu ke waktu. Perbedaannya dengan sedekah adalah sedekah langsung habis manfaatnya.
Jika Anda mewakafkan pembangunan pesantren, kemudian pesantren tersebut diurus oleh orang yang amanah untuk mengurusnya, maka orang-orang yang ingin belajar dapat merasakan manfaatnya.
Tidak ada yang lebih baik dalam berbuat baik, semua tergantung pada niat Anda. Jika Anda cukup dengan manfaat yang habis saat itu juga, Anda bisa bersedekah. Jika ingin manfaat yang berkelanjutan, Anda bisa berwakaf.
Mana yang Anda pilih untuk mendonasikan harta Anda?
Komentar Pembaca